A. Tujuan
Strategi adalah rencana-rencana untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan perusahaan ditentukan oleh pemimpin manajemen puncak (Chief Executive Officer – CEO) perusahaan yang bersangkutan, dengan mempertimbangkan nasehat yang diberikan oleh para manajer senior lainnya, dan biasanya kemudian diratifikasi oleh dewan direksi. Adapun tujuan-tujuan umum dalam perusahaan meliputi:
1. Profitabilitas
Dalam bisnis, kapasitas untuk menghasilkan laba biasanya merupakan tujuan yang paling penting. Profitabilitas mengacu pada laba dalam jangka panjang, bukan laba kuartal atau tahun berjalan. Banyak pengeluaran pada periode berjalan (misalnya, jumlah uang yang dikeluarkan untuk iklan atau penelitian dan pengembangan) mengurangi laba saat ini namun meningkatkan laba jangka panjang. Profitabilitas suatu perusahaan diukur dengan return on investment (ROI).
2. Memaksimalkan nilai pemegang saham
Tujuan yang semestinya bagi sebuah perusahaan yang mencari laba adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Namun, diyakini bahwa mencapai tingkat laba yang memuaskan adalah cara yang lebih baik dalam menetapkan tujuan perusahaan. Dalam hal ini ada dua alasan:
a. Istilah “memaksimalkan” menyiratkan bahwa selalu ada cara untuk mendapatkan jumlah maksimum yang dapat dihasilkan oleh sebuah perusahaan.
b. Meskipun upaya mengoptimalkan nilai pemegang saham mungkin menjadi tujuan utama, namun ini bukan berarti merupakan satu-satunya tujuan bagi banyak organisasi.
3. Risiko
Upaya sebuah perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas sangat dipengaruhi oleh kemauan pihak manajemen untuk mengambil risiko. Tingkat pengambilan risiko sangat bervariasi, tergantung pada kepribadian atas masing-masing individu di jajaran manajemen.
4. Pendekatan Banyak Stakeholder
Sebuah perusahaan bertanggungjawab kepada banyakstakeholders, yaitu: para pemegang saham, konsumen, para pegawai, para pemasok, dan masyarakat. Idealnya, sistem pengendalian manajemen harus mengidentifikasi tujuan-tujuan dari setiap kelompok ini dan mengembangkan sistem penilaian untuk menilai kinerja perusahaan.
B. Strategi Tingkat Korporat
Strategi korporat adalah mengenai keberadaan ditengah-tengah bauran bisnis yang tepat. Oleh karena itu, strategi korporat lebih berkenaan dengan pertanyaan dimana sebaiknya bersaing dan bukan bagaimana bersaing dalam industry tertentu, yang merupakan strategi unit bisnis.
Analisis strategi tingkat korporat menghasilkan keputusan yang melibatkan bisnis yang akan ditambah, bisnis yang akan dipertahankan, bisnis yang akan ditekankan, bisnis yang akan dikurangi perhatiannya, dan bisnis yang didivestasi (dijual).
Berkaitan dengan strategi tingkat korporat, perusahaan dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu dari tiga kategori, yaitu:
1. Perusahaan-perusahaan dengan industri tunggal
Perusahaan dengan industri tunggaal beroperasi dalam satu lini bisnis dan menggunakan kompetensi intinya untuk mencapai pertumbuhan dalam industri tersebut.
2. Perusahaan dengan diversifikasi yang tidak berhubungan
Perusahaan dengan diversifikasi yang tidak berhubungan beroperasi dalam bisnis yang tidak saling berhubungan satu sama lain, hubungan antara unit-unit bisnis bersifat murni financial.
3. Perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan.
Perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan beroperasi dalam beberapa industri, dan unit-unit bisnis tersebut memperoleh manfaat dari seperangkat kompetensi inti.
C. Strategi Unit Bisnis
Strategi unit bisnis bergantung pada dua aspek yang saling berkaitan:
1. Misi
Kantor korporat dan manajer umum unit bisnis terlibat dalam mengidentifikasi misi unit bisnis individual. Model perencanaan yang banyak digunakan adalah matrik pembagian pertumbuhan 2 x 2 BCG (Boston Consulting Group) dan matrik daya tarik industri-kekuatan bisnis 3 x 3 General Electric Company/McKinsey & Company. Meskipun model ini berbeda dalam metodologi yang digunakan untuk mengembangkan misi yang paling tepat bagi berbagai unit bisnis, namun model-model tersebut mempunyai perangkat misi yang sama untuk dipilih:
a. Bangun (build)
Misi ini menyiratkan tujuan untuk menambah pangsa pasar, bahkan dengan mengorbankan laba jangka pendek dan arus kas.
b. Pertahankan (hold)
Misi strategis ini diarahkan pada perlindungan pangsa pasar unit bisnis dan posisi persaingan
c. Panen (harvest)
Misi ini mempunyai tujuan memaksimalkan laba jangka pendek dan arus kas, bahkan dengan mengorbankan pangsa pasar.
d. Divestasi (divest)
Misi ini menunjukkan suatu keputusan untuk mundur dari bisnis melalui proses likuidasi atau penjualan.
2. Keunggulan kompetitif
Dalam mengembangkan keunggulan kompetitif yang lebih superior dan berkesinambungan, Michael Porter mendeskripsikan dua pendekatan analitis, antara lain:
a. Analisis Industri
Menurut Porter, struktur industri harus dianalisis terkait dengan kekuatan kolektif dari
1) Intensitas persaingan diantara para pesaing yang ada
2) Daya tawar pelanggan
3) Daya tawar pemasok
4) Ancaman dari barang subtitusi
5) Ancaman pendatang baru yang masuk industri
Analisis
b. Analisis Rantai Nilai
Rantai nilai adalah sekelompok kegiatan lengkap yang terlibat dalam suatu produk mulai dari ekstraksi bahan
Analisis rantai nilai berusaha untuk menentukan dibagian mana dari operasi perusahaan, dari desain sampai distribusi, nilai pelanggan dapat ditambah atau dikurangi. Dengan menganalisis biaya, pendapatan dan aktiva secara sistematis, unit bisnis dapat mencapai keunggulan diferensiasi dengan pengurangan biaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar